Retaknya sebuah bangunan menjadi masalah yang cukup krusial bagi para pemiliknya. Meskipun begitu, masalah ini dapat dikatakan masalah yang cukup umum terjadi pada sebuah bangunan. Hal ini cukup membuat pemilik bangunan merasa kesal dan khawatir tentang keamanan pada bangunan yang mereka tinggali.
Parahnya, masalah ini tidak hanya menimpa pada bangunan lama akan tetapi bangunan baru juga bisa mendapatkan keretakan apabila materialnya tidak berkualitas tinggi atau tidak diperhitungkan dengan baik. Tidak hanya kualitas material, retaknya sebuah bangunan juga dapat terjadi karena faktor yang tidak terduga. Gempa bumi adalah salah satunya, karena bencana alam yang tidak dapat diprediksi ini, bangunan yang sebelumnya baik-baik saja menjadi memiliki retakan ringan maupun berat. Maka dari itu, retakan-retakan ini memiliki berbagai faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
FAKTOR INTERNAL
Faktor internal terjadi pada kondisi bangunan itu sendiri. Pada suatu bangunan tentunya dibuat dengan material-material yang kuat dan berkualitas, yang mana hal tersebut mampu membuat bangunan tetap kokoh meskipun sudah berdiri lama. Sebaliknya, apabila bangunan tidak dibuat dengan material yang berkualitas, maka bangunan tersebut akan mudah retak. Hal tersebutlah yang menjadi faktor internal retaknya sebuah bangunan yang mana hal tersebut merujuk pada bahan konstruksi, kekuatan struktural, dan desain bangunan itu sendiri. Berikut adalah penjabaran beberapa faktor internal lainnya.
Rendahnya kualitas bahan konstruksi
Buruknya kualitas bahan bangunan atau konstruksi dapat menyebabkan retakan pada bangunan. Misalnya, pencampuran beton atau baja yang tidak murni dan tidak memenuhi standar dapat mengurangi kekuatan dan ketahanan bangunan. Maka dari itu, perlunya untuk memilih bahan-bahan konstruksi yang berkualitas tinggi demi mendapatkan bangunan yang kokoh dan tahan lama.
Desain yang Buruk
Desain yang buruk adalah salah satu faktor internal yang signifikan yang dapat menyebabkan retakan pada bangunan. Desain yang tidak memadai atau kurang tepat dalam mendistribusikan beban struktural dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan tegangan berlebih pada titik tertentu, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan retakan yang merusak. Oleh sebab itu, penting bagi arsitek dan para perencana untuk memastikan bahwa desain bangunan memenuhi standar kekuatan struktural yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya masalah retakan yang tidak diinginkan.
Tidak Seimbangnya Fondasi
Ketidakseimbangan fondasi adalah faktor internal selanjutnya yang dapat mempengaruhi retaknya bangunan. Ketidakstabilan atau ketidaksesuaian fondasi dengan beban struktural akan menghasilkan pergeseran tanah sekitar bangunan. Berdasarkan kalimat sebelumnya, masalah tersebut menciptakan tekanan yang tidak merata pada dinding dan struktur bangunan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan retakan yang merusak dan mengancam kekuatan bangunan secara keseluruhan.
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor eksternal adalah faktor yang tidak dapat diprediksi dan bisa terjadi secara tiba-tiba. Berdasarkan kalimat sebelumnya, faktor ini merujuk pada bencana alam dan kondisi cuaca yang dapat membuat retak sebuah bangunan meskipun bangunan tersebut sudah kokoh dan kualitasnya memenuhi standar. Berikut adalah daftar dan penjelasan faktor eksternal yang menyebabkan bangunan retak.
Pergerakan Tanah
Gerakan tanah adalah faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi kedatangannya. Gempa bumi adalah hal yang menyebabkan tanah bergerak dan menjadi tidak stabil. Hal ini menyebabkan tanah tidak stabil yang dapat memberikan beban dinamis pada struktur bangunan. Selain gempa bumi, aktivitas geologi lain seperti perubahan air tanah juga menjadi penyebab retaknya sebuah bangunan. Hal ini dikarenakan perubahan air tanah dapat menyebabkan deformasi tanah yang menciptakan tekanan yang tidak merata pada bangunan.
Perubahan Suhu
Suhu udara yang ekstrem dapat mengakibatkan ekspansi dan kontraksi pada bahan konstruksi, seperti beton dan logam. Adanya perubahan suhu tersebut menghasilkan tegangan, sehingga bangunan retak.
Kelembaban dan air
Kelembaban berlebih atau kebocoran air merupakan faktor eksternal yang ketiga dapat menimbulkan bangunan retak. Air yang merembes melalui retakan ke dalam bahan konstruksi dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut akibat pembengkakan atau pembusukan. Kelembaban yang tinggi juga dapat mempengaruhi kekuatan struktural dan integritas material bangunan, karena dapat menyebabkan korosi atau pengikisan pada komponen konstruksi. Oleh sebab itu, manajemen kelembaban dan perlindungan terhadap kebocoran air penting untuk mencegah terjadinya kerusakan dan retakan pada bangunan.
Retaknya sebuah bangunan baik itu retakan kecil maupun besar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal sendiri dapat dicegah dan diminimalisir karena pemilik yang menentukan bagaimana kualitas bahan bangunan, desain, dan fondasi yang memenuhi standar. Sebaliknya, faktor eksternal tidak dapat dicegah karena bencana dan iklim tidak dapat diprediksi. Akan tetapi, faktor eksternal tidak akan terjadi apabila rumah dirawat dengan baik sehingga bangunan tidak bocor dan lembab. Tidak hanya itu, faktor eksternal tidak akan mempengaruhi bangunan apabila bangunan yang dibuat memenuhi standar keamanan dan ketahanan pada faktor internal. Maka dari itu, faktor internal sangat penting bagi kekokohan bangunan.
0 komentar:
Posting Komentar